Musyawarah Antar Desa (MAD) Sosialisasi PNPM Mandiri Perdesaan TA. 2013 Kec. Larangan Kab. Pamekasan.
PROGRAM Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) merupakan program yang menekankan pada pemberdayaan mental dan moral. Meskipun kegiatan-kegiatan yang difasilitasi untuk dilaksanakan, lebih pada pembangunan prasarana dasar lingkungan, sosial dan ekonomi masyrakat.
Camat Larangan, Saiful Haq Ramli mengatakan hal itu saat memberi
sambutan dalam acara Musyawarah Antar Desa (MAD) Sosialisasi PNPM Mandiri
Perdesaan 2013 di Larangan, awal Oktober. Menurut Ivan,
panggilan akrab Saiful Haq Ramli, sebagai program pembangunan yang berbasis
pada pemberdayaan masyarakat, PNPM menekankan pada penyadaran masyarakat. Penyadaran itu diantaranya
adalah penyadaran akan hak warga untuk terlibat secara aktif dalam setiap
proses perencanaan.
“Program ini ingin mengajak masyarakat untuk memiliki mental mandiri
yang tidak tergantung pada siapapun selain dirinya,” kata Ivan. Karenanya, dalam
program ini, sangat diharapkan adanya keswadayaan masyarakat dan keterlibatan
aktifnya dalam setiap tahapan kegiatan.
Masyarakat diajak untuk berpartisipasi sejak dalam proses identifikasi masalah
dan penyebabnya, penyusunan rencana kegiatan, pelaksanaan kegiatan hingga pada
tahapan evaluasi dan pemeliharaan.
Selain itu, bila dilihat dari
prinsip dalam program ini, kata dia, sangat bisa dipahami jika PNPM juga
mengedepankan pemberdayaan moral. Sebab, prinsip transparansi atau keterbukaan
dan akuntabilitas atau segi pertanggung jawabannya sangat diutamakan.
“Setiap kegiatan yang dilaksanakan harus dilakukan secara terbuka baik
pelaksanaan kegiatan maupun pengelolaan keuangannya harus dilaksanakan secara
terbuka dan dapat dipertanggung jawabkan,” katanya.
Ini dikarenakan, salah satu tujuan program ini
adalah mendorong masayrakat untuk bisa menjadi satu unsur penting dalam
pembangunan yang dapat melakukan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan secara
mandiri dengan mengedepankan kejujuran dan keterbukaan.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat baik Generasi Sehat dan Cerdas
maupun Mandiri Perdesaan, bukan hanya menargetkan terlaksananya kegiatan yang
direncanakan, namun juga menargetkan tercapainya tujuan utama untuk membangun
masayrakat yang mandiri, yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral yang luhur.
Salah satu
konsekwensi dari pelaksanaan prinsip yang memiliki tujuan luhur ini, jelas
Ivan, adalah adanya proses yang sekilas nampak berbelit-belit. Dalam program
ini terkesan terlalu banyak tahapan dan pertemuan.
Adanya proses
yang “sulit” ini, kata dia, seringkali dipahami sebagai upaya mempersulit dan
mengada-ada. Padahal ini adalah bagian dari upaya untuk membangun kedewasaan
dan kemandirian masayarakat.
Kondisi tersebut harus disadari,
karena sebelumnya masyarakat belum memposisikan dirinya sebagai pelaku
pembangunan. Mereka masih diposisikan
sebagai sasaran pembangunan dan tidak pernah terlibat dalam prosesnya.
Saat ini melalui program PNPM, posisinya terbalik, masyarakat menjadi
pelaku utama yang merencanakan dan melaksanakan sementara pemerintah hanya
sebagai fasilitator.
“Sebagai pola baru, tentu tidak langsung diterima. Namun harus terus
dicoba agar menjadi satu hal yang biasa,” kata Syaiful Haq Ramli.
Dirinya yakin,
pada akhirnya masyarakat akan terbiasa dengan pola baru tersebut. Dan akhirnya pola tersebut akan
menjadi kebiasaan baru di masyarakat dalam merencanakan dan melaksanakan
pembangunan.
Karenanya, ia meminta agar para pelaku PNPM dan pihak peduli untuk terus
melakukan sosialisasi yang utuh terhadap masyarakat tentang tujuan dari PNPM
dan inti dari tahapannya.
“Sebab melalui sosialisasi itu, akan terbangun
pemahaman yang utuh sehingga masyarakat akan mudah untuk menerimanya. Bila
semua proses pembangunan dilakukan sendiri oleh masyarakat, maka akan tumbuh
rasa memiliki terhadap hasil-hasilnya sehingga bisa dijamin pemeliharaannya
akan maksimal,” kata Ivan mengakhiri sambutannya.
Sumber : Jelajah Desa, Media Informasi PNPM Kec. Larangan
0 komentar:
Post a Comment